Monday 15 July 2013

Kenaikan Harga BBM dan Daya Beli Masyarakat


kenaikan BBM ini menimbulkan pro kontra di tingkat elit dan masyarakat, sesungguhnya bukan persoalan pro atau kontra. Tidak hanya pada naiknya harga BBM atau berkurangnya “surplus” dari BBM untuk RAPBN, atau jebolnya APBN tahun 2012, melainkan adalah  dengan terjadinya kenaikan harga BBM di pasar International menyebabkan Subsidi membengkak yang akan membebankan APBN tahun 2012. Dengan asumsi harga USD 90 barel, yang memerlukan penyesuaian Asumsi APBN menjadi USD 115/barel dengan cara mengurangi Sub Sidi BBM, maka  Pemerintah terutama premium akan mengalami kenaikan sekitar 33%-56% yaitu dari Rp. 4.500 menjadi antara Rp. 6.000-Rp.7.000,-/liter, dan rencana ini telah digulirkan semenjak bulan februari tahun 2012.

Fakta tersebut dinilai banyak pihak pemerintah tidak pernah serius dan malas untuk mencari solusi yang berpihak kepada rakyat, jika Pemerintah serius tentunya kenaikan BBM bukan solusi utama, melainkan kebijakan yang pro rakyat merupakan solusi yang harusnya menjadi pilihan Pemerintah.

Sedangkan kondisi masyarakat, persoalan naik atau tidak naik, sesunggunya bukan persoalan, namun yang menjadi persoalan daya beli masyarakat sangat rendah. Apalagi kenaikan BBM justru memiliki multiflier efeck negatif terahadap semua aspek ekonomi masyarakat, tentunya akan membuat daya beli masyarakat akan semakin rendah, persoalan utama, apakah ada kesungguhan pemerintah untuk untuk meningkat daya beli masyarakat (???). sehingga solusi kenaikan BBM cenderung menekan daya beli masyarakat lebih dalam, tentunya akan meningkatkan jumlah masyarakat miskin, termasuk akan mengurangi nilai kenaikan upah dan gaji buruh dan PNS yang lebih dalam, dan kenaikan justru terjadi penurunan kesejahteraan, begitu juga dengan petani, dan masyarakat miskin akan semakin meningkat. 

Sesungguhnya kenaiakan BBM ditingkat masyarakat, bukan persoalan, melainkan yang menjadi persoalan adalah daya beli masyarakat yang masih rendahnya, maka untuk itu, daya beli masyarakat yang terukur dalam pendapatan masyarakat melalui program yang menyentuh langsung kepada masyarakat merupakan tindakan yang segera dilakukan, disamping kebijakan lain yang berkaitan dengan efesiensi penggunaan BBM juga sangat penting untuk dilaksanakan oleh Pemerintah.

»»  READMORE...

BLSM: Demi Rakyat atau Demi Partai Politik


Pemerintah berharap, dampak naiknya harga BBM bisa diredam dengan BLSM, Raskin, Bantuan Siswa Miskin, Program Keluarga Harapan dan program infrastruktur dasar khususnya di pedesaan. 
Program BLSM sudah mulai dicairkan. Celakanya, selama penyaluran BLSM tahap I ini, terungkap banyak kesalahan data; penerimanya sudah meninggal, tidak dikenal atau pindah alamat; banyak warga miskin yang seharusnya dapat BLSM justru terlewat, dan masalah lainnya. Maka alih-alih meredam masalah, penyaluran BLSM justru berpotensi menimbulkan konflik di masyarakat meski skalanya terbatas. Wajar saja sejumlah kepala desa di Sukabumi menolak menyalurkan BLSM untuk saat ini.

Sudahlah begitu, besaran BLSM pun minim dibandingkan naiknya biaya yang harus ditanggung. Begitu harga BBM naik rata-rata 33,3 % (premium naik 44,4 % dan solar naik 22,3 %), ongkos transportasi pun naik rata-rata 20 – 35 persen. Naiknya ongkos transportasi dibarengi oleh lonjakan harga-harga kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari. Bahkan, lonjakan harga-harga ini sudah menghantam rakyat sebelum harga BBM dinaikkan, yakni sejak wacana kenaikan harga BBM bergulir. Begitu harga BBM naik saat ini, harga yang sudah naik itu pun naik lagi. Lonjakan itu makin terasa dan boleh jadi akan berlanjut dengan makin dekatnya bulan Ramadhan dan lebaran, serta berbarengan tahun ajaran baru.

Isu kebijakan pemerintah yang menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang diiringi pemberia Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) akan dimanfaatkan oleh partai politik. Dimana, setiap partai akan mengaku bahwa program BLSM tersebut adalah rancangan partainya. Dengan mengklaim BLSM rangangan setiap partai, maka masyarakat akan dengan sendirinya menilai bahwa partai politik tersebut pro rakyat. Hal ini dilakukan partai-partai politik demi Pilpres pada 2014. Instrumen politik yang akan dipakai partai yakni klaimisasi bahwa produk ini (BLSM) buatan masing-masing partai. Pada ujungnya akan memanfaatkan.
»»  READMORE...

Sampai Kapan Android Mendominasi Pasar OS Dunia?

Perkembangan smartphone di tahun 2012 memang mencapai puncaknya. Menurut perhitungan lembaga survey Gartner, pada kuartal 4 tahun 2012 lalu, jumlah smartphone yang terjual mencapai 207 juta unit lebih, naik dari kuartal 4 tahun 2011 yang mencapai 150 juta unit.


Sebagian besar penjualan dinikmati oleh platform Google Android, yang memiliki pangsa pasar 69,7 persen dengan unit terjual mencapai 144,72 juta unit. Ini merupakan kenaikan pesat dibanding Q4 tahun 2011 dimana pangsa pasar Android masih 51,3 persen dengan unit terjual sebanyak 77 juta buah.

Mengikuti di urutan kedua adalah iOS dengan pangsa pasar 20,9 persen. Meski masih memiliki kenaikan jumlah unit terjual (naik tipis dari 35 juta ke 43 juta), namun pangsa pasar Apple justru berkurang, dimana pada kuartal 4 tahun 2011 pangsa pasar mereka mencapai 23,6 persen.

Yang bersaing ketat untuk peringkat ketiga di kuartal 4 tahun 2012 adalah Research in Motion (sekarang BlackBerry) dengan Microsoft Windows Phone. Yang menang memang BlackBerry dengan pangsa pasar 3,5 persen, namun jumlah unit terjual mereka turun hampir separuhnya. Pangsa pasar platform asal Kanada ini juga menurun jauh, mengingat di kuartal yang sama tahun sebelumnya mencapai 8,8 persen.

Kebalikannya, pangsa pasar Microsoft naik hampir dua kali lipat menjadi 3 persen, dimana tahun sebelumnya mereka hanya memiliki pangsa pasar 1,8 persen. Unit terjual pun berlipat ganda, dari 2,7 juta unit menjadi 6 juta unit lebih.

Bagaimana dengan tahun ini? Apakah Android masih demikian kuat? Apakah pangsa pasar iOS akan terus menurun? Namun pertarungan paling seru tetap pada perebutan podium ketiga antara BB dengan WP, apalagi BlackBerry baru saja meluncurkan platform baru BlackBerry 10.
»»  READMORE...