Sunday 16 December 2012

Studi Banding ke Jerman, DPR Habiskan Rp 2,3 Miliar

Ketua Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat, Ignatius Mulyono, mengakui lembaganya akan melakukan studi banding ke Jerman dan Inggris. Lawatan ini berkaitan dengan pembuatan draf Rancangan Undang-Undang Keinsinyuran. “Pemilihan negara itu atas masukan ahli dan persatuan insinyur,” ujarnya.

Ignatius menjelaskan, ada dua kelompok yang akan berangkat. Rombongan pertama, yang terdiri atas 11 anggota DPR, telah terbang ke Jerman tadi malam hingga Jumat pekan depan. Mereka dipimpin Wakil Ketua Badan Legislasi Sunardi Ayub. Adapun kelompok kedua, yang berisi 12 anggota DPR, terbang ke Inggris pada Jumat malam pekan depan.

Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) menghitung kunjungan ke dua negara itu bakal menyedot anggaran Rp 2,3 miliar. Aktivis Fitra, Uchok Sky Khadafi, mengatakan biaya ke Jerman diperkirakan sekitar Rp 1 miliar dan ongkos ke Inggris sekitar Rp 1,3 miliar. Asumsi biaya ini, kata Uchok, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2012.

Di Jerman, sebelas anggota Badan Legislasi itu akan berdialog dengan sejumlah pejabat di lima institusi setempat, seperti lembaga dewan insinyur, perguruan tinggi teknik, organisasi insinyur, dan dewan perwakilan rakyat daerah. “Kami juga akan mendengar langsung masukan dari para pengguna jasa tenaga insinyur di sana,” ujar Ignatius.

Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia, Muhammad Said Didu, menilai pilihan ke Jerman dan Inggris memang tepat. Sebab, katanya, Jerman cerminan negara yang berhasil membangun industri dan kesejahteraan rakyatnya dengan basis insinyur. “Sedangkan Inggris, hampir semua standar insinyur mereka sama," kata bekas Sekretaris Menteri Badan Usaha Milik Negara itu.

Hanya, Uchok menganggap lawatan itu tidak terlalu penting. "Seharusnya DPR mengevaluasi diri. Mereka semestinya kapok untuk pelesiran," katanya ketika dihubungi Tempo semalam.

Menurut Uchok, DPR lebih baik berfokus pada kegiatan yang mampu mengembalikan citranya di mata publik. Apalagi politikus Senayan tengah disorot lantaran dugaan pemerasan dan kongkalikong terhadap badan usaha milik negara dan kementerian. "Batalkan saja kunjungan ke luar negeri demi menjaga kehormatan kelembagaan DPR," ucapnya.

Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia di Berlin, Yoga Kartiko, juga mengecam kunjungan tersebut. Ketimbang studi banding, dia meminta DPR memprioritaskan informasi dari lembaga lokal. “Indonesia memiliki perbedaan yang cukup kontras dengan negara lain dalam hal sistem dan tata kelola pemerintahan, tata hukum, serta struktur sosial dan budaya,” ujarnya.

No comments:

Post a Comment