Sunday 2 June 2013

ketidakpastian harga BBM


Masalah yang belum kunjung diselesaikan oleh pemerintah saat ini tentang kenaikan harga bbm diindonesia. kebijakan pemerintah terkait harga bahan bakar minyak bersubsidi menjadi perhatian serius lembaga pemeringkat global.

Pekan lalu, lembaga pemeringkat Standard & Poor menurunkan outlook ekonomi Indonesia dari positif menjadi stabil lantaran pemerintah masih menunda kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Pasar pun merespons negatif penurunan outlook tersebut dengan melakukan   aksi jual saham hingga merosot sebanyak lebih dari 2 persen hanya dalam dua hari perdagangan. ketidakpastian harga BBM dan mungkin saja menurunkan peringkat utang Indonesia. 

Kebijakan pemerintah yang tak kunjung melakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi bisa menimbulkan efek negatif dalam jangka panjang. Sebab, pelaku pasar akan kehilangan pegangan untuk mengatur portofolionya.

Defisitnya neraca perdagangan Indonesia sejak tahun 2012 telah membuat mata uang rupiah paling lemah di antara mata uang Asia lainnya. Hal itu salah satunya disebabkan tingginya impor BBM dari luar negeri.

Apalagi pemerintah kini meminta kajian kenaikan BBM berdasarkan persetujuan DPR sehingga semakin memakan waktu. Diperkirakan baru bulan Juni atau Juli, dan mendekati hari raya Idul Fitri yang sudah pasti mendorong inflasi.

Semakin tinggi beban impor subsidi BBM yang ditanggung, semakin tinggi kurs dolar terhadap mata uang rupiah. "Tanpa ada intervensi Bank Indonesia, tekanan impor BBM bisa mendorong rupiah kembali ke level 10.000 di akhir tahun."

masyarakat mengharapkan pemerintah agar masalah seperti ini cepat terselesaikan dan mendapat solusi terbaik didalam penyelesaiannya dan tidak merugikan masyarakat

No comments:

Post a Comment